Selain kadar protein tinggi, lezat, dan mudah dicerna, kedelai juga mengandung Isoflavon. Kebanyakan orang tahu, kacang kedelai protein tinggi. Namun, banyak orang tidak tahu bahwa kedelai merupakan sumber utama isoflavon, yang telah terbukti memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh dan kulit. Salah satunya adalah memastikan tahan lama kulit sehat dengan menjaga elastisitas kulit, sehingga terlihat awet muda.
Senyawa isoflavon juga terdapat dalam berbagai produk olahan
kedelai yang dapat dikonsumsi seperti tahu, tempe, bubuk kedelai dan
tauco. Selain produk olahan tersebut, ternyata di dalam limbah cair hasil
pengolahan tahu (LCT) juga terdapat senyawa isoflavon. Hal ini dapat dilakukan
pembuktiannya dengan mengidentifikasisenyawa tersebut.
Menurut Kudou et al, 1991, biji kedelai
mengandung 3 tipe isoflavon dan masing-masing mempunyai 4 perbedaan bentuk
kimia yaitu:
Faktor-II
(6,7,4’ trihidroksi isoflavon) merupakan senyawa yang sangat menarik perhatian,
karena senyawa ini tidak terdapat pada kedelai dan hanya terdapat pada
tempe. Senyawa ini ditemukan
dalam ekstrak tepung tempe oleh Gyorgy pada tahun 1964. Penelitian tersebutmenunjukkan bahwa pada tempe hasil fermentasi dengan
Rhizopus Oligosporusmenghasilkan isoflavon genistein (5,7,4′-trihidroksi
isoflavon, daidzein (7,4′-dihidroksiisoflavon) dan faktor-2 (6,7,4′-trihidroksi
isoflavon).
Menurut
Jha HC, 1985, faktor-II adalah senyawa yang sangat prospektif sebagai
antioksidan (10 kali aktivitas vitamin A atau karboksi kroman dan sekitar 3
kali dari senyawa isoflavon aglikon lain pada tempe) dan sebagai antihemolitik.
Menurut Geissman, 1962, mikroorganisme tidak mampu
menyintesis senyawa flavonoida / isoflavonoida sehingga senyawa tersebut tidak
terdapat di dalam sel, meskipun mikroba – mikroba tertentu dapat menyintesis
fenil alanin dan tirosin, yang merupakan prekursor biosintesis senyawa
flavonoida / isoflavonoida. Senyawa flavonoida / isoflavonoida hanya
disintesis dan terdapat dalam tumbuh-tumbuhan.